Januari 26, 2012

BANCI

Kepada kamu, yang dulu, beberapa waktu yang lalu, masih kuanggap adikku.
Laki-laki macam apa kamu yang beraninya menjelekkan aku di belakangku. Tidak sekalipun kamu berani mengataiku di depan mukaku. 
Pantaskah kusebut kau laki-laki jika yang bisa kau lakukan hanya memukul dan menyiksa kekasihmu yang sekarang sudah menjadi mantan? hanya demi uang untuk membeli beberapa butir pil extasy?
Lalu harus kusebut apa kau? banci? bahkan banci pun tidak pernah memukul wanita.
Kau bilang aku apa? busuk? bermuka dua? lalu bagaimana denganmu? di depan orang tua dan keluarganya kau bilang sanggup menjaga dan mengayomi (mantan) kekasihmu, tapi diam-diam kau suka menempelengnya, menganiayanya fisik maupun verbal, membuatnya trauma dan akhirnya terpaksa bertahan di sampingmu karena ketakutan akan kejahatan dan siksaanmu.

Jika aku mengadukanmu pada polisi atas banyaknya perbuatan tolol yang sudah kau lakukan, terbayangkah bagaimana hidupmu nanti? Hei, sebenarnya tampangmu cukup lumayan. Kau pun cukup kreatif dalam beberapa hal, sayang.. attitude mu lebih buruk dari orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan sekalipun. Aku tidak peduli dengan kebencianmu padaku karena telah menjauhkan gadis baik itu dari cengkeramanmu. Aku tidak takut padamu. Rasanya aku ingin mematahkan kacamatamu agar kau kesulitan melihat, menjambak rambutmu dan menendangmu sampai jatuh tersungkur lalu minta maaf pada gadis itu. Jangan bilang aku jahat, aku hanya melakukan apa yang seharusnya kulakukan sejak dulu. Kau benar-benar tidak layak untuk diperjuangkan dari segi kehidupan manapun.

Jadi kalau kau memang tidak terima dengan semua yang sudah kulakukan untuk menjauhkan gadis yang sudah kau siksa itu darimu silahkan mendatangiku, memakiku di depan mukaku, dan selesaikan kebencianmu hanya denganku. Jangan libatkan orang lain, jangan menggunakan gadis itu sebagai pelampiasan atas sifat pengecutmu. Kalau kau memang laki-laki dan bukan banci, kau pasti akan menyelesaikannya hanya denganku. HANYA DENGAN AKU!!!

JADI KALAU KAU MEMANG TAK INGIN KUSEBUT BANCI, DATANG PADAKU, DAN SELESAIKAN URUSANMU HANYA DENGANKU,TANPA MELIBATKAN ORANG LAIN!!!
KUTUNGGU!!! KAPANPUN DAN DIMANAPUN!!!

pict from here


saya dan Jakarta

Ini tentang saya dan Jakarta, yang entah kenapa rasanya sangat sulit untuk menjadi sahabat. Sejak awal kedatangan saya disini, hingga hari ini, saya belum juga berhasil mencintai kota ini. Mungkin pepatah yang mengatakan bahwa "sesuatu yang kamu benci setengah mati, dan berusaha kamu hindari sebisa mungkin, akan berbalik mengikutimu, kemanapun kamu pergi" adalah benar. Dulu, sejak setahun yang lalu saya sudah sangat ingin meninggalkan Jakarta dengan segala kehidupan yang tidak pernah ramah. Saya bahkan berharap bahwa penempatan saya nanti jauh dari sini. 

Jakarta tidak pernah ramah. Setidaknya pada saya. Beberapa kali saya harus mengelus dada, banyak membaca istighfar dan kemudian menangis. Saya yang semula lahir dan tumbuh di kota sekecil dan senyaman Malang, harus bermigrasi ke Kota sebesar dan sekeras Jakarta hanya dengan bekal doa restu papa dan mama saya. Demi kebanggan mereka jugalah saya harus tetap menaklukkan kerasnya Jakarta.

Ini beberapa hal yang sempat membuat saya menangis dan hampir memutuskan menyerah dan kembali pulang:
  1. Ditipu taxi, berkali-kali, karena nggak tau jalan akhirnya diputer-puter sampe jauuh dan harus bayar berkali-kali lipat mahalnya.
  2. Dijambret orang pas lagi naik motor di jalan, harus merelakan Blackberry kesayangan menjadi milik si jambret dengan cuma-cuma.
  3. Berkali-kali hampir ditabrak pengendara mobil dan motor yang ugal-ugalan di jalanan.
  4. Kemalingan helm di kantor yang parkirannya tertutup untuk umum.
Dan beberapa kejadian lain yang kalau saya jabarkan semuanya tidak akan ada habisnya. Saya lelah, itu pasti. Saya ingin menyerah, itu juga. Tetapi saya masih punya tanggung jawab yang harus saya selesaikan disini di Jakarta. Kota yang bagi sebagian orang menawarkan kesuksesan dan kedigdayaan, sementara bagi sebagian sisanya hanya emninggalkan kemiskinan, kejahatan dan keterpurukan. Iya... disini, di Jakarta.


pict from here



Tentang Leo

Ini cerita soal teman saya, teman pria saya yang memilih jalannya menjadi seorang Gay. Saya nggak akan sebut namanya, karena saya takut menciderai kepercayaan yang sudah dia berikan pada saya. Dia hanya memperbolehkan saya untuk bercerita tentangnya di blog ini. Dia sama sekali tidak mengijinkan saya untuk menyebut namanya, takut diketahui keluarga di kampung katanya. Ya, dia memang belum sanggup menyakiti keluarganya yang pasti akan terpukul jika mereka tahu bahwa dia adalah penyuka sesama jenis.
"kenapa kamu crita sama saya?" tanya saya waktu itu, waktu dia pertama kali menceritakan rahasia besarnya.
"karna aku percaya sama kamu" begitu saja dan mengalirlah semua cerita darinya. 

Leo (sebut saja begitu) sebenarnya punya pacar di kampung. Pacarnya seorang perempuan, cantik, punya pekerjaan bagus. Di kampungnya, Leo berlaku seperti lelaki tulen jika ia sedang pulang. Lalu kembali ngondek ketika dia sudah berada di Jakarta. Tidak ada yang tau, tidak ibunya, tidak keluarga besarnya, bahkan kekasih wanita yang sebenarnya dia pacari hanya untuk menutupi kelainannya.
"aku cuma ingin jadi diri sendiri, aku cuma butuh perhatian," ujarnya
"kalau hanya ingin perhatian kenapa tidak mengajak pacar perempuanmu pindah kesini?"
"hemh.." dia tertawa sinis, tanpa jawaban
"sungguh tidak adil Le, kalau kamu menggunakan kekasih wanitamu untuk menutupi kelainanmu, kasihan dia"
"iya aku mengerti, akan segera kusudahi hubungan kami. Setelah aku menemukan alasan yang tepat, agar dia tidak terlalu merasakan sakit seperti aku" seandainya kamu tahu Le, alasan apapun akan tetap menyakitinya.
Leo merasa bahwa dirinya memang wanita yang terjebak dalam raga seorang pria. Saya rasa semua orang dengan kelainan seperti Leo akan mengemukakan alasan yang sama, terjebak dalam raga seorang laki-laki, ah seandainya kamu bisa lebih bijaksana Le, Tuhan tentu tidak akan salah menempatkan ruh dalam badan kita masing-masing.

"Dulu, diam-diam aku suka pergi ke salon, mengumpulkan uang sakuku, aku lebih suka boneka, aku benci acara smack down yang penuh kekerasan, aku suka meminjam mainan masak-masakan milik teman wanitaku, jika semua teman laki-lakiku pergi bermain di kali, aku akan pergi mengumpulkan bunga-bunga liar"

Saat ini Leo baru disakiti pacar laki-lakinya, yang dia puja setengah mati, yang sudah mengambil semua harta bendanya, yang membuat Leo harus melawan rasa sakit karna sang pacar tidak mau mengakui bahwa dia adalah seorang Gay, Leo harus menahan segala rasa malu karena seseorang yang dia cintai.
Saya jadi berfikir, bahwa ternyata rasa sakit yang timbul karena cinta tidak melulu terjadi pada pasangan pria dan wanita. Tetapi pada pasangan sejenis seperti Leo dan kekasihnya. Saya jadi mengerti bahwa mempunyai pasangan yang sesama jenis pun ternyata bukan jaminan untuk tidak merasakan sakit sama sekali.

Saya sudah janji pada Leo, akan menerima dia apa adanya, menjaga rahasianya, dan bersedia menjadi tempat sampah cerita-ceritanya 24 jam, 7 hari dan selama mata saya masih terjaga. Saya tidak akan pernah menghakiminya tentang jalan hidup yang dia pilih. Biarkan menjadi urusan dia dengan Tuhan. Saya hanya akan menjadi teman yang membuatnya selalu merasa nyaman. Semoga suatu saat nanti Leo akan berubah pikiran, kembali pada kodrat yang sudah dipilihkan Tuhan untuknya. Saya sayang sama Leo, karna bagaimanapun dia, dia tetap teman baik saya.


foto diambil dari sini

Januari 24, 2012

Long Week End

Long week end kemarin saya habiskan di Jakarta aja bareng Kiko, kebetulan ada temen dateng ke Jakarta dalam rangka proyek "percomblangan" saya. Jadi temen perempuan saya, Kika, lagi saya comblangi dengan temen yang lain, Adie. Kayanya mereka jodoh ya... jadi kemarin, pada pertemuan mereka yang kesekian kali, si Adie resmi nembak Kika di lampu merah daerah pancoran sana. Iya nggak romantis, mana ada saya di bangku belakang mobil, jadi obat nyamuk... tapi gapapa sih, saya seneng kalo mereka bahagia. Share foto aja kali ya.. cuma dikit, kalo cerita soal jalan-jalannya nyusul ya.. kerjaan lagi overload soalnya.. =)

pasangan yang baru jadian 21 Januari 2012 21.20 di lampu merah pancoran

Kelaperan karna diculik adie pas masih pagi banget

=)


reunian


promo undangan (ga mau rugi)




sekian postingan soal liburan kemaren... cerita seputar foto-foto ini nyusul ya pemirsah....

Januari 19, 2012

pulang, pulang, pulang...

Saya rindu pulang, sebenarnya baru beberapa minggu lalu saya pulang, jadi harusnya kadar rindu belum terlalu tinggi. Tapi karna rencana pulang lagi masih lama (dua bulan) saya jadi keder membayangkan akan berada di Jakarta selama itu. Pulang buat saya sama seperti hadiah yang mahal. Bisa tidur di kamar bareng adik-adik saya, cerita sama mama sampai hampir subuh, bisa dibangunin papa dan ketemu ponakan-ponakan juga nenek saya.

Ibaratnya nyawa saya ada di rumah. Kalau udah mulai penat dengan Jakarta biasanya saya beli tiket kereta, mau ekonomi, bisnis atau eksekutif, sukur-sukur bisa naik pesawat kalo pas ada rejeki dan pulang ke Malang. Semua rasa bosen, capek, penat dan perasaan nggak enak lainnya akan langsung digeloyor pergi.

Banyak yang bikin rinduuu, kamar saya yang tidak terlalu besar, rumah yang hawanya dingin luar biasa tanpa ac, kasur di kamar papa mama yang super duper empuk, masakan mama yang nggak pernah nggak bikin laper. Hujan yang turun hampir tiap hari, dua adik yang selalu ngajakin kabur tiap malem, aaaah saya rindu rumah luar biasaaaaaa....

Sedihnyaaaaa belum bisa pulang karna ini nih:
  1. BOKEK!!! ini serius, saya lagi bener-bener bokek gara-gara bulan ini banyak pengeluaran yang nggak terkontrol, pengeluaran-pengeluaran yang setelah diinget-inget ternyata nggak penting sama sekali. Ditambah lagi kemarin sempet sakit dan harus bolak balik "berbagi" penghasilan sama dokter. Pait.. Pait.. Pait..
  2. Cuti bersamanya nanggung, hari Senin, otomatis harus udah balik Jakarta dalam waktu singkat, kalo naik kereta berangkat hari Jumat, sampai Malang Sabtu, terus Minggu paling lambat Senin, udah harus balik Jakarta, cape di jalan judulnya.
  3. Saya baru enakan dikit dari serangan thypus, jadi masih belum pengen sakit lagi. Karna Thypus adalah jenis penyakit yang tidak memungkinkan penderitanya buat terlalu cape, jadinya saya nggak berani ambil resiko dengan pulang pergi Jakarta - Malang - Jakarta yang pasti akan sangat melelahkan.
Jadi ditahan-tahan dulu ya kangennya, sampai nanti bulan Maret, ada nikahan sahabat dan rencana foto buat pre wedding, jadi kemungkinan akan ambil cuti dan bisa lebih lama di Malang... :)

Januari 05, 2012

Menikah???

Saya baru menyadari bahwa pernikahan adalah suatu pintu, dimana setelah saya melewatinya saya akan menemui banyak hal baru, aktivitas baru, adaptasi dengan lingkungan keluarga baru, dan harus ada kompromi di dalamnya. Setelah menikah, seorang wanita akan bertambah tugas dan kewajibannya. Hal itu amat saya sadari. Seperti halnya mama, budhe, tante dan eyang putri, saya pun akan menyiapkan makan dan pakaian untuk suami dan anak-anak saya, mencucikan baju mereka, merawat mereka ketika sakit, rela tidur lebih malam untuk menemani anak-anak belajar dan bangun paling pagi untuk menyiapkan sarapan mereka. Saya akan melalui semua fase tersebut.

Waktu saya untuk menjadi seorang gadis tidak lama lagi, lima bulan dari sekarang saya akan diperistri oleh Kiko. Dan dunia saya seketika akan berubah. Saya rasa, saya cukup mengenal Kiko. Bagaimana gesture tubuhnya, cara dia bicara, cara dia marah, cara dia tertawa dan segalanya jadi saya pikir kami akan berhasil dengan pernikahan kami. Ah.. semoga saya dan Kiko beruntung dengan pernikahan kami. Semoga nanti kebersamaan kami awet sampe akhir hayat.Saya selalu mencintai dia, walau sempat meragukan cintanya.

Pada akhirnya saya memang harus menghadapi pernikahan saya, dan segala macam rasa yang akan mengikutinya. Saya siap. Saya siap untuk bahagia, terluka, menangis, tertawa bersama Kiko. Kami akan punya anak-anak yang lucu dan pintar, kami akan menghabiskan waktu liburan bersama.
Dan pernikahan kami akan berhasil, karna kami adalah teman yang solid dalam hidup.

Resolusi

Resolusi 2012?
Saya nggak punya resolusi apapun di 2012, dari pengalaman yang udah udah sih saya nggak pernah berhasil mewujudkan resolusi-resolusi saya. Jadi tahun ini saya memutuskan menjalani saja semua rencana yang sebelumnya sedah tersusun.

Resolusi yang paling mungkin untuk saya wujudkan adalah menikah, menjadi istri di pertengahan tahun. Rencana yang paling mungkin untuk diwujudkan.Sebenernya sih saya pengen banyak hal di 2012, pengen liburan ke Thailand, pengen langsung hamil setelah nikah, pengen punya kamera baru, pengen belajar fotografi dan semoga satu per satu bisa diwujudkan, amiiin.

Dan inilah manusia tanpa resolusi, tapi tanpa resolusi bukan berarti saya hidup tanpa tujuan ya, saya tetep punya tujuan hidup yang jelas, cuma saya tidak menargetkan semua harus bisa saya raih. Yang pasti, saya selalu mensyukuri tiap nikmat yang dilimpahkan buat saya.

Selamat Tahun Baru 2012.. semoga di tahun ini.. semua hal berjalan dengan lebih baik lagi...

Kunjungan Singkat

Sore tadi tiba-tiba papa telpon saya dan bilang akan jenguk saya di kosan baru di Jakarta. Saya girang bukan main, mules, nggak sabar nunggu jam 5. Kangen papa luar biasa, selalu exited tiap denger papa mau ke Jakarta, walau seringnya papa ke Jakarta tanpa sempat mampir untuk jenguk saya. Dinas kali ini papa sempetin buat jenguk saya, senengnya... kaya abis menang undian semilyar plus liburan gratis ke Eropa.

Jadilah kemarin sore saya ketemu papa, kunjungan singkat layaknya kunjungan para pejabat tinggi negara, tidak sampai satu jam tapi saya bisa ketemu papa, itu pointnya. Saya baru inget, kemarin itu saya belum cium tangan, nge-sun pipi papa dan peluk papa seperti kebiasaan saya. Baru inget setelah papa pulang dan saya menangis sendirian di kamar kosan. Rasanya pengen lari kejar mobil papa trus diberhentiin dan saya peluk papa erat. Tapi ini kan bukan di dunia kartun yang semua hal bisa dengan mudah dan mungkin dilakukan?

"pap... whatever you are, you are my best, my blessed, my hero, my superstar, my life, my everything... i love you, i love you, i love you always and forever.."