September 01, 2015

Let's Keep This Way

Kamu berjalan di rel yang telah ditentukan Tuhan..
Dan akupun begitu
Kita adalah sesuatu yang dipertemukan oleh luka, kamu menyembuhkan dan aku menjaga agar air matamu selalu kering
Seperti aliran air, tanpa rencana, kita pun memberi nyaman satu sama lain
Tanpa saling menuntut, hanya mengerti
Lalu aku memberi kerelaanku untuk menjaga agar pipimu tak pernah tersentuh air mata, bibirmu tak pernah melepas senyumnya.
Hanya ini yang bisa kulakukan...
Memberi senyuman terbaik..
Memberi pelukan kapanpun kau merasa buruk
Memberimu kasih sayang
Mendampingimu kapanpun kau merasa butuh
Menemanimu di saat tersepimu
Menjauh saat kau bilang kau merasa bahagia, karena bahagiamu bukanlah hak ku untuk ikut merasakannya
Dalam baik dan burukmu kau kuterima
Tanpa sedikitpun meminta darimu
Harga diri? entah sudah sejak kapan kugadaikan, akan kutebus suatu hari nanti saat aku selesai dengan tugasku untuk menjagamu.
Dan beginilah caraku
Let's Keep This Way..
Akan kuikuti maumu untuk tetap begini saja
Akan kuterima segala naik dan turunmu,
Akan selalu kumengerti perubahanmu
Karna begitulah Tuhan memberiku perintah..
Untuk selalu membuat bibirmu tersenyum dan air matamu tidak sampai jatuh.


Juli 29, 2015

Pesan Untuk Fatty...

Untuk seorang sahabat yang juga selalu saya sebut dalam setiap doa..
Bernama seindah Fatty Zvevda Zamzami yang ternyata memiliki arti tidak sesuai yang dibayangkan sang Bapak.. Yang saat ini sedang berjuang melawan Scleroderma.. dengarkan ini baik-baik...
Tidak pernah ada yang sia-sia dalam sebuah usaha, begitu juga dengan usaha mu untuk bebas dari jerat scleroderma. Allah pasti menyayangimu jauh lebih besar daripada kami, dan kamu pasti lahir dengan kekuatan jauh lebih besar dari kami. Karena itulah Scleroderma memilihmu.
Jangan lelah berusaha, jangan menangis sendirian dan jangan pernah menyalahkan Tuhan.
Apapun arti namamu, kamu tetaplah bintang yang bersinar, tidak peduli apapun warna bintangnya.
Telepon genggamku tidak pernah mati semenitpun dalam sehari, seminggu dan seterusnya, kita punya aplikasi chatting yang memungkinkanmu untuk bertanya berapa nomor teleponku setiap saat ketika kamu ingin menelpon.
Seberapa pelupanya kamu, aku tidak akan pernah bosan mengingatkanmu untuk selalu bersyukur dan tak akan pernah bosan mengingatkanmu bahwa kami, menyayangimu tanpa syarat.
Kami tidak peduli dengan kaki ber-perbanmu, tidak peduli dengan betapa pelupanya kamu,bagi kami yang penting kamu sehat, bahagia dan menikmati hidupmu.
Dear fatty zvevda yang ternyata berarti nuklir... sayangi dirimu sendiri lebih besar dari kami..
Bahagialah.. doaku akan terus mengalir untukmu, pelukku akan selalu menjadi rumah tempatmu pulang
Selamat menikmati debar, selamat berjibaku dengan stressnya mempersiapkan pernikahan..
Selamat menanti hari dimana kamu akan menjadi seorang istri dan InsyaAllah ibu..
Jangan merasakan semua sendirian, ingatlah bahwa kami selalu ada di sekelilingmu, mendoakan dan mendukungmu dalam keadaan apapun. Ingat!!! Cinta kami tanpa syarat!!

Juni 16, 2015

Dunia Gema

"laraning lara..ora kaya wong kang nandang bronto..."

Sayup sayup masih terdengar suara sinden yang menyanyikan lagu jawa favorit bapak. Aku semakin didera rasa sesal yang dalam. Kepulanganku kali ini semakin menambah rinduku pada bapak yang sudah tenang disana. Ini kepulangan pertama setelah lima tahun aku meninggalkan Semarang untuk merantau ke Jakarta. Bukan jarak yang jauh sebenarnya,Jakarta-Semarang bisa ditempuh hanya dalam waktu tujuh jam saja kalau aku mau. Tapi bagiku, pulang ke Semarang adalah hal besar. Selalu ada rasa bersalah luar biasa di setiap kepulanganku, termasuk kali ini.

Jika ada aktor yang layak mendapat piala oscar sepanjang tahun, akulah orangnya. Aku pemain sandiwara yang ulung. Mau tahu buktinya? aku berhasil mengelabui ibu dan Dian, calon tunangan yang dipilihkan ibu untukku. Dian adalah dosen di sebuah perguruan tinggi swasta. Tinggi semampai, kulit putih, berkerudung, sopan, pandai memasak, pintar, dan ibuku sangat menyukainya. Dianlah yang digadang-gadangnya untuk menjadi pendampingku. Ibu sungguh berselera tinggi dalam memilih calon menantu.

***
"sayang,cepat kembali ya ke jakarta, aku kangen. kiss"
sebaris pesan singkat yang dia tulis untukku membuatku merinding, membayangkannya di pelukanku, ah.. darahku berdesir pelan. Aku mendial nomor yang sudah kuhafal diluar kepala, dua kali nada sambung dan langsung ada jawaban..
"sayang, masih lama di Semarang?sampai kapan?"suaranya merajuk, membuatku bergidik rindu.
"belum tau, ibu masih ingin aku disini, lagipula ini baru hari pertama, sabar ya, di Jakarta kan kamu memilikiku sepenuhnya?"
"iya aku tau, tapi aku tidak terbiasa tanpa kamu, aku tidak bisa tidur sendirian hon.."
"sabar ya, nanti aku telpon lagi, see u my strawberry, i love u, "
Aku buru-buru menutup telpon ketika mendengar suara langkah kaki mendekati kamarku. Aku sungguh tidak mau ibu atau siapapun mendengar percakapanku dengannya. Orang yang kukasihi dan sangat kusayangi setidaknya.. dalam duniaku.

"Le... besok kita kerumah Dian ya, ibu mau sowan ke keluarganya, mumpung kamu pulang, sekalian mau ngomongin rencana pernikahan."
"Pernikahan apa bu?" aku sontak tergagap, aku tidak menyangka ibu akan secepat ini mengambil keputusan untuk menikahkanku dengan Dian, aku bahkan belum mencoba untuk belajar mencintai wanita itu. Aku...ah sial!!
"Kok pernikahan apa to? ya pernikahan kamu, dengan Dian, biar Dian bisa segera pindah untuk menemanimu di Jakarta." ibu bersikeras
"Tapi saya belum siap bu, saya..." seandainya saja aku sanggup mengatakan pada ibu tentang perasaanku yang sebenarnya, tentang apa yang terjadi padaku, dan ah sial. Aku memang pecundang yang pengecut.

***

"Sayaang... rinduuu.." dia berlari menerjangku, kuciumi dia, rinduku sudah meluber kemana-mana, satu minggu penuh siksa sudah kulewati, aku kembali ke Jakarta. Persoalan dengan ibu dan Dian kubiarkan mengambang. Aku akan menyetujui permintaan ibu untuk menikahi Dian. Ah tapi adilkah itu baginya? Lalu bagaimana dengan kehidupanku disini? Jika Dian memutuskan pindah ke Jakarta setelah pernikahan, masih bisakah aku merahasiakan semua ini?aaahhh... sial.

Peluh masih membasahi tubuh kami. Aku dan orang yang sangat kucintai. Dia tertidur pulas di dadaku. Ah darahku berdesir desir lagi. Sosoknya tak pernah bisa membuatku berpaling hati. Demi dia, kukhianati ibu dan Dian. Tuhan... dosaku memang sungguh tak terampuni. Tapi tak bisakah kami direstui?

... bersambung...

Unconditional Love

Ini tentang kamu Kaina, betapa cepatnya waktu membawa kamu dan aku untuk sampai di waktu sekarang, lihat.. Kamu hampir dua tahun, kamu gesit, pintar, cerdik dan jenaka. Aku dan ayahmu mewariskan perpaduan yang menarik bukan? Setidaknya begitulah menurut kami. 
Kaina taukah kamu betapa bangga nya kami padamu? Tidak peduli apapun kata orang tentangmu, bagi kami kau adalah batita terlucu, lihat tingkahmu saat menemukan handphone kami, kamu juga begitu cepat menghapal lagu anak yg kami ajarkan dalam sekali, kamu bisa menyebut namamu di usia 18 bulan, ah Kaina.. Kami sangat bangga padamu.
Rasanya baru kemarin aku berbagi sembilan bulan denganmu, dan sekarang kamu sudah besar, anak gadis minda.. bisakah kamu tidak terlalu cepat tumbuh? Aku belum puas menimang dan menggendongmu..
Nak.. mungkin minda bukan ibu terbaik yang pernah ada, minda tidak bisa bersamamu setiap hari, setiap saat untuk menemanimu bermain dan mendengar kata2 baru juga melihat kepintaranmu bertambah, tapi percayalah.. Minda akan selalu ada di barisan terdepan untuk melindungimu, memberimu kekuatan dan pelukan di patah hati pertamamu dan patah hatimu yang lain, tapi kudoakan kamu tidak akan pernah mengalaminya. 
Minda akan selalu ada dimanapun di dalam hatimu nak, tidak peduli apapun.. minda bahkan mencintaimu lebih dari hidup minda sendiri.
Tumbuhlah besar dengan cinta Kaina, dengan doa minda yang tidak akan pernah putus melindungimu dari bahaya apapun. 
Dengar nak, hidup tidak akan pernah mudah untuk kau lalui, tapi tidak perlu khawatir karena minda akan selalu ada untuk menjawab semua pertanyaan dan kebingunganmu tentang hidup.
Aku mencintaimu Kaina, dengan berbagai cara.
 

Tentang Kaina (2)

Waaaahhhh terakhir posting udah setaun lebih sebulan yang lalu yaaak.. nggak tau deh kenapa belakangan jadi maleess banget mau ngeblog, Kaina sekarang udah 23 bulan dan lagi rese resenya tapi juga di tahap lucu-lucunya dan ngangenin buanget. Mulai banyak celotehan dan mulai ga bisa anteng, beneran deh, kaya nggak ada capeknya, adaaa aja kerjaannya, hobby nya yang paling sering bikin emaknya keki adalaaah berantakin dapur, berantakin bedak, mainin dan hapus-hapusin aplikasi atau foto di iphone minda.
Kadang kuatir juga, kok di umur 23 bulan ini K masih belum bisa ngomong lancar dalam satu kalimat utuh, tapi pas nanya ke dsa nya beliau bilang wajar sih, tiap anak perkembangannya emang beda-beda, yang penting Kaina udah bisa ngerti kalo diajak ngobrol dua arah, bisa ngomong beberapa kata yang penting kaya akit, maem, mimik, pee dan pup.
Kaina punya adek sepupu dari Dimas adek kandungku, dia sayang sama adeknya biar kadang dia cemburu kalo opa atau minda lagi gendong adeknya, tapi so far dia nggak abuse ke adeknya sih, dia cuma gemes-gemes aja yang nggak sampe bikin adeknya sakit, tapi harus tetep diawasin juga.
Banyak tetangga yang bilang "Kaina ramah sekali ya minda" atau "Kaina pinter sekali ya kalau ikut oma ke acara pengajian" bangga? PASTI!!
Belakangan ini aku lagi seneng ngajakin dia main #pauddirumah dan bikin DIY berdua and we had a great time together. Buat kami yang LDP (Long Distance Parenting) kualitas jauh lebih penting dari kuantitas. Makin kesini aku tidak lagi meributkan jumlah hariku yang sedikit bareng sama Kaina, tapi betapa berkualitasnya waktu satu setengah hari yang kami miliki. Semoga Kaina akan tumbuh jadi anak hebat dan mandiri meski ibunya tidak selalu ada disampingnya dua puluh empat jam dalam 7 hari. Semoga nanti Kaina mengerti bahwa ibunya bekerja untuk masa depannya. Dan semoga dia mengerti bahwa aku mencintainya dengan cara yang berbeda dari temannya yang lain.