Maret 09, 2012

Dialog Hati

Ajeng...
Aku bukan wanita tega yang sanggup menyakiti kalian. Kamu dan dia. Sudah pernah kubilang bukan?aku punya tempat sendiri untukmu, di sudut hati, kusimpan rapat, agar dia atau siapapun tidak merebut kenanganmu dariku.  Satu-satunya hal yang masih bisa kumiliki darimu.
Aku terluka, sungguh. Dipaksa keadaan untuk melepaskan diri sepenuhnya darimu bukanlah hal yang mudah. Aku perlu waktu ribuan menit untuk memilih kata dan kalimat yang harus keperdengarkan padamu. Aku harus melalui ritual membuang air mata sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengatakannya padamu. Aku akan menikah Ai.

Ai...

Aku tau hari ini akan datang, tapi aku tidak pernah menyangka akan secepat ini. Aku terluka? ya.. tentu saja. Aku tersakiti? ya.. kamu adalah bagian terbaik yang pernah diberikan Tuhan dalam hidupku yang flat. Ajeng, kalau saja aku boleh jujur darah Cina ini kadang membuat aku punya banyak pertanyaan. Kenapa Cina harus mencintai orang Cina yang lain, atau kenapa orang Cina dilarang jatuh cinta pada orang jawa dan sebaliknya. Ajeng, kalau saja kamu tau, saat ini aku lebih ingin dilahirkan sebagai seorang Jawa, semata-mata karena aku tidak sanggup menjaga hatiku untuk tidak jatuh cinta pada perempuan Jawa. Kamu!!

Angga...

Apa kurangku di matamu Jeng, sehingga berkali-kali aku harus menyaksikan binar kekagumanmu untuk Ai? Aku mencintaimu Ajeng, sangat mencintaimu. Ingin menjadikanmu muhrimku secepat mungkin. Apa kau masih mencintainya Jeng? apakah kau masih berharap akan bisa merubah takdir yang membuat kalian tidak bisa bersatu? sadarkah kau? kita tinggal dimana? kita tinggal di semesta yang masih "mengharamkan"  ikatan beda suku dan agama, berkali-kali aku mencoba memaafkan, menerima dan melupakan semua hal yang pernah terjadi diantara kalian.
Sungguh, melihat binar kebanggaan di matamu ketika bercerita tentangnya membutku iri, merasakan kekagumanmu untuknya yang kau rasakan diam-diam membuat semesta yang kubangun diatas cintaku padamu runtuh seketika. Pernahkah sebentar saja kau berfikir tentangku? Tentang aku yang pada akhirnya jadi menyebalkan karena berusaha keras untuk menjadi sosok laki-laki yang kau kagumi, sosok laki-laki yang kau banggakan di luar bayang-bayangnya?Tapi aku rela sakit Jeng, aku rela sakit demi untuk kau cintai dan kaukagumi seperti dia. Sedikitlah menengok padaku Ajeng. Pernikahan kita sudah di depan mata.



 picture has taken from here